“Kenapa habis pandemi bisnis makin sulit?” Banyak sekali pertanyaan yang sejenis. Ini bukan masalah skrang sudah kembali atau tidak kembali lagi dari pandemi. Ini tentang karakter customer.

Karakter customer, dan karakter itu terbentuk karena karena kebiasaan.

Ketika dahulu terjadi pandemi, sebenarnya karakter customer masih sama dengan sebelum pandemi. Namun secara bertahap terbentuk karena lingkungan memaksa tercipta behavior baru, dari situ kemudian muncullah karakter baru.

Tapi dunia kembali berubah, pandemi berakhir dan orang bebas berkeliaran. Namun masalahnya karakter baru sudah terbentuk, sedangkan lingkungan sudah balik normal. Maka jangan katakan bahwa akan kembali seperti dulu karena karakter customer sudah berubah.

Era bakar2 duit sudah dimulai sejak Gojek-Grab akuisisi customer. Kita terbiasa dengan diskon2 murah. Lalu muncul lagi Shopee dengan harbolnasnya. Lalu muncul lagi tiktok shop, dst dst.

Era ini kemudian membentuk karakter customer. Mereka akan menjadi makhluq yang sangat sensitif dengan harga serta FOMO akut. Dan akhirnya seperti ini, kalau ga promo ga beli. Karena banyak pilihan.

Dah kita berfikir bahwa semua customer seperti itu, ternyata tidak juga. Penjualan offline itu masih2 sangat besar persentasenya.

Maka biasa saya sarankan ke beberapa teman. Pertama mau ga mau anda harus belajar yg lagi hype. Live tik tok umpamanya.

Kedua, Memang ini effort, tapi kalau boleh ngasih saran, maksimalkan di offline dengan inovasi2 yang berbeda. Buat kreatifitas yang benar2 baru.

Buat gebrakan dan hal2 baru di offline. Terintegrasi sama online.