Menarik mengikuti perkembangan pembahasan para marketer dunia tentang authentic ditengah banyaknya gimmick marketing.
Storytelling yang baguspun nantinya tidak cukub ketika customer menuntut kejujuran. Dan justru kejujuran dan keautentikan yang nantinya menjadi kekuatan marketing yang luar biasa.
Customer bukan mulai jenuh lagi, tapi customer pada titik tertentu akan merasa muak dengan konten2 marketing, janji, dan klaim yang berlebihan dari marketer.
Storytelling + Authentic = powerfull marketing
Menjadi authentic itu memang membutuhkan kesabaran, tetapi sebagaimana penelitian dan pemikiran mereka, justru menjadi authentic itu adalah positioning yang sangat kuat kedepannya.
Saya secara pribadi berfikir, apakah menjadi tidak authentic itu bagian dari kebohongan? Dan bagaimana pula ketika kita over promise, over claim, atau over marketing dalam menjual produk kita.
Saya ingat kisah tentang nabi melarang penjual menyembunyikan kurma basah dibawah kurma kering karena itu bagian dari kebohongan “marketing” karena mengelabui pembeli.
Praktek sejenis yang banyak dilakukan oleh banyak pebisnis dengan dalih aktivitas marketing.