Ketika marketer berusaha membuat sesuatu tampak “wow” dan hebat dengan konten maupun marcom-nya, pada akhirnya realita yang akan berbicara.
Mengutip dari salah satu artikel di Forbes, bahwa salah satu unsur/variabel yang akan sangat menentukan didalam membangun customer experience adalah “Authenticity”.
Menjadi autentik membuat trust kepada sebuah brand menjadi meningkat. Brand yang terbranding jujur akan membuat customer semakin loyal.
Sebaliknya ketika customer merasakan hal yang berbeda dengan janji2 dan pencitraannya, dijaman sekarang ini customer bisa bercerita dimana saja, kapan saja, dan bisa diakses siapa saja.
Contoh yang lagi viral ketika provinsi Lampung mendapat juara 1 penyerapan anggaran, tapi realitanya jalanan banyak yang rusak sebagaimana diungkap sama tik toker Bima, maka “customer” dalam artian warga Lampung yang akan mengungkapkan kebenarannya.
Saat ini semua orang bisa membuat story dimana saja, bisa buat konten di platform apa saja, bisa mereview sebuah brand sesuai dengan persepsi dan pandangannya. Maka berhati2lah didalam memberikan experience kepada mereka.
Saya meyakini bahwa pada akhirnya menjadi authentic itu adalah the new gimmick.